Copyright © Catatan Kosong
Design by Dzignine
Sabtu, 09 Oktober 2021

Pengalaman Operasi Patah Tulang Paha Atas

Sepertinya sangat sepele, terpeleset di kamar mandi, tapi imbasnya sangat merubah hidupku. Aku harus menjalani operasi besar dan beradaptasi dengan kondisi baruku. 


Sepertinya pahaku gak sengaja menghantam kursi 'dingklik' kayu yang ada dalam kamar mandi. Setelah terpleset aku sudah ga bisa berdiri, duduk pun ga bisa. Aku tetap rebahan di kamar mandi sambil istigfar trus. Suami langsung bopong aku dari kamar mandi ke kamar tidur. Aku semakin histeris kesakitan saat di bopong. Kami memutuskan ke RS. 


Menuju rumah sakit, kena rem sama gronjalan di jalan doang itu sakitnya luar biasa, apa lagi harus dibopong. Tapi mau tidak mau aku tetep di bopong lagi untuk memindahkan badanku ke ranjang RS. Hanya bisa menangis istigfar saat itu. 


Belakangan aku tau, salah satu ciri patah tulang adalah area yang sakit tidak bisa digerakan. Jika dipaksa bergerak sakitnya luar biasa. Saat di bopong otomatis posisi lutut agak menekuk. Aku mencoba meluruskan kakiku ternyata bener2 sulit sampai aku teriak kesakitan.  


Dari hasil rontgen di RS diketahui aku patah tulang paha atas. Sekalipun sudah di tunjukkan fotonya oleh suami tapi aku tetep denial ga percaya. Aku harus operasi katanya. Dan ini operasi besar. Aku harus di rujuk ke RS yang lebih besar karena lokasi patah di pangkal tulang paha, dimana banyak kumpulan otot besar disana. Makin ga percaya aja aku. 

Tulang paha ku yang patah. Yang normal harusnya tidak ada trace nya


Terbayang harus di bopong lagi untuk pindah RS rujukan begitu menakutkan. Rasanya aku lebih takut merasakan sakit saat proses mobilisasi nya ini daripada operasi nya. Apalagi suami maunya membawa ku ke RS khusus bedah tulang di Solo. Bukan cari RS besar di sekitar sini tapi manteb nya dia mau bawa aku ke Solo. Aku jelas takut membayangkan perjalanan nya. Setelah dia meyakinkan ku, aku ikut saja keputusan nya meskipun aku masih terbayang harus merasakan sakit lagi saat di bopong. 


Siap2 tarik nafas panjang menerima rasa sakit saat di angkat ke mobil, ternyata efek obat yang sudah di berikan lewat infus di rumah sakit ini membuat rasa nyeri sedikit berkurang. Aku tidak histeris kesakitan lagi saat di bawa ke mobil dan perjalanan ke Solo. Bahkan posisi kaki ku sampai solo sedikit menjuntai tapi aku bisa sempet tidur selama perjalanan. Alhamdulillah 


Sampai di RS Solo aku tidak sembarangan di bopong2. Saat itu aku baru percaya kalau di RS ini memang terlatih menangani patah tulang. Metode mengangkat orang patah tulang itu sebisa mungkin jangan mencoba untuk menggerakkan area yang sakit. Jadi aku di angkat sekaligus dengan kasur lipat yang sebelumnya jadi alas ku tidur di dalam mobil. It means a lot to me, akhirnya ga harus di bopong2 😭


Saat pindah bed operasi pun aku tidak sembarangan diangkat. Oleh beberapa nakes aku diangkat sekaligus dengan sprei yang jadi alas tidurku, baru setelah aku pindah bed sprei nya di dudud2 alias di tarik2. Aku jujur tidak begitu takut dengan operasi nya. Karena aku percaya dengan dokter dan nakes di RS ini. Aku lebih takut saat pindah2 bed. Tapi lagi ternyata saat pindah dari bed operasi ke bed kamar aku masih ga merasakan sakit. Karena efek bius masih ada. Alhamdulillah kekhawatiran ku merasakan sakit terhapus lagi


Sebelum operasi aku harus puasa minimal 8 jam. Sempet kehausan lalu aku cheat minum air sedikit. Aku kira gapapa kalau minum dikit doang buat sekedar membasahi tenggorokan. Ternyata bener2 gak boleh. Karena saat di bius kalau perut ini gak bener2 kosong bisa memicu cairan masuk ke paru paru. Resiko ringan nya muntah. Iya kalau cuma muntah, kalau cairan masuk paru aku bisa kehilangan nyawa. Operasi harus ditunda lagi 8 jam gara2 aku minum sedikit. Tau gitu aku makan kenyang sekalian. 


Aku melihat jam di ruangan operasi saat di bius sekitar 9.30 malam. 

"Bagaimana cara suntik di punggung nya pak? Saya gabisa miring bakal sakit banget" 

Dokter cuma menjawab "Gapapa kok." sambil menyuntikan obat bius melalui infus. 

"Mengantuk mbak?" 

"Lumayan sepertinya memang jam tidur" jawabku.

Kemudian aku tidur beneran gak sadarkan diri. Aku tidak tau kapan bius ku berikutnya yang diberikan lewat punggung disuntikan.

Aku terbangun di tengah proses operasi. Aku merasakan nyaman sekali bisa tidur miring. Mataku ditutup seperti spons yang di ikat ke kepala. Aku mencoba menggeser penutup mata dan melihat sekeliling. Di atas kepalaku terlihat monitor. Seorang dokter menyadari aku sedang tolah toleh jadi menghampiri berkata lembut "ee jangan lihat" sambil menutup mata ku lagi. Setelah itu aku berpikir oh aku sepertinya sekarang sedang di operasi. Makanya badan ku di miring kan begini. Tidak lama aku terlelap lagi tidak ingat apa2. Mungkin selesai operasi aku dibawa ke ruang observasi. Dari balik penutup mata aku bisa mengintip beberapa bed pasien lain yang tidur dengan hair net di kepala. Penampakan ku mungkin sprti itu juga saat itu. Tak lama petugas mengajak ku ngobrol lagi menanyakan tentang kesibukan sehari2, pekerjaan ku. Belum sampai aku menjelaskan detail aku sudah tidak sadar lagi. 


Operasi berjalan lancar. Tulang paha ku dipasang screw. Keluar ruang operasi aku bertanya tanya ke petugas meyakinkan apakah aku sudah selesai operasi. Kulihat kaki ku diperban dari paha sampai ke ujung kaki. Ternyata di ujung kaki ku diberi bandul 3kg. Istilah medisnya di traksi. Aku tidak paham betul apa fungsi nya diberi bandul ini tapi sepertinya agar otot ku masih ada beban yang menarik ke bawah sehingga otot besar di paha ku tidak berkumpul di area yang patah tulang. Meminimalisir agar kaki ku tidak memendek nantinya. Aku senang sekali bersyukur karena tidak merasakan sakit lagi saat itu. Saat dibawa kembali ke kamar rawat inap aku dada2 bersemangat memanggil suami yang menunggu di ruang tunggu operasi. Aku lega. Kulihat dia pun lega. 2 jam setelah operasi aku boleh makan lagi. Setelah makan kenyang aku tidur nyenyak.

Foto rontgen tulang paha ku yang sudah di pasang pen




Besoknya setelah efek bius sudah habis, mulailah terasa nyeri nya. Aku minta tlog suami panggil perawat karena efek nyeri nya tak terhankan. Beberapa kali aku diberi anti nyeri. Tapi rasanya masih ada aja rasa nyerinya. Saat kubaca botol obat anti nyeri yang diberikan kepadaku ternyata itu Paracetamol 1000 mg. Dari yang aku baca2 ternyata orang patah tulang antinyeri nya biasanya morfin. Tapi aku cuma Paracetamol karena pertimbangan aku ibu menyusui. Subhanallah sekali rasanya


Harusnya dosis paracetamol nya setiap 12 jam sekali diberikan tapi aku gak pernah sampai 12 jam sudah kesakitan. Harus di tahan dulu karena di khawatirkan merusak ginjal kalau aturan anti nyeri yang diberikan tidak sesuai dosis. Aku hanya bisa istigfar.


1 hari setelah operasi hanya boleh tiduran. Fisioterapis yang mendatangi hari itu hanya mengajak latihan untuk menggerakkan jari kaki dan latihan menggeserkan badan ku ke atas dengan bantuan ke2 tangan sebagai tumpuan. Sedih sekali yang ku ingat rasanya seperti tidak berdaya saat itu. Tidak boleh duduk. Hanya boleh rebahan. Selang pembuangan darah, selang pipis, selang infus melekat di badanku 


2 hari setelah operasi aku mulai di latih duduk. Tentu saja dengan bantuan tumpuan tangan. Saat aku terduduk luka bekas operasi ku mengalirkan darah. Harusnya aliran darahnya melalui selang pembuangan (drain), tapi saat itu meluber di paha dan membasahi sprei ku. Sempat takut melanjutkan fisioterapi. Tapi harus latihan agar ototku tidak semakin kaku. Aku dilatih geser badan lagi dan kali ini aku dilatih berdiri dengan bantuan walker. Takut sekali awalnya. Tapi fisioterapis mengarahkan ku dengan hati hati. Aku senang sekali bisa berdiri dengan bantuan walker. Punggung bisa kena angin setelah seharian kemarin hanya bisa rebahan rasanya sangat bersyukur sekali. 


Hari ke 3 aku latihan jalan dengan bantuan walker. Kali ini rasanya aku sudah lebih ahli untuk geser badan alias ngesot. Kondisi ku sudah lebih stabil. Tidak ada pendarahan saat duduk. Saat itu aku ingin BAB. Sudah 4 hari tidak BAB. Betapa tidak nyaman nya, saluran pipis di pasang kateter dan harus BAB di pampers. Aku awalnya menahan nahan tapi ibu ku membujuk untuk BAB saja. Akhirnya dengan merasa segan dan gak nyaman aku tetap BAB di pampers. Benar-benar gak nyaman rasanya. Malam harinya badanku merasakan nyeri lagi sampai agak demam. Mungkin karena terlalu banyak gerakan dan latihan yang kulakukan hari itu jadi sakit itu datang lagi.


Hari ke 4 aku sudah tidak betah di RS. Muncul ruam ruam biang keringat di pantat dan punggung ku akibat banyak berbaring. Pagi hari itu aku sangat ingin BAB lagi. Aku tidak ingin BAB di pampers lagi, Aku memaksakan diri untuk latihan berjalan agar bisa BAB di toilet. Kali ini aku berjalan dengan bantuan walker tanpa dampingan fisioterpis. Aku didampingi Ibuku. Jarak Toilet dan bed ku tidak ada 1 meter, pintu kamar mandi tepat berada di sebelah bed ku. Tapi rasanya perjalananku ke Toilet sangatlah jauh dan penuh perjuangan. Sampai di Toilet aku senang sekali akhirnya bisa BAB tidak di pampers lagi. Aku meminta ibuku membantuku mandi. Sudah sejak hari kecelakaan aku tidak mandi. Aku senang sekali saat itu akhirnya bisa merasakan air mengguyur badan. Meskipun hanya separuh area badan sebelah kiri saja karena kaki yang sakit belum boleh kena air sama sekali. Perjalanan menuju tolet lancar. Tapi ternyata saat akan kembali ke bed aku tidak kuat. Aku merasakan pusing dan mual hebat. Aku di rangkul ibu. Aku sebetulnya khawatir beliau tidak kuat menahanku. Aku menguat-nguatkan diri jangan sampai ambruk. Setelah penuh perjuangan sesenti demi senti berjalan dengan bantuan walker, akhirnya 2 jam kemudian aku baru bisa sampai lagi di bed ku. Benar-benar perjuangan dan aku menangisi keadaanku saat itu. Rasanya aku kesal karena gak berdaya. Untuk melakukan hal yang sederhana saja aku gak bisa. 

Menurut fisioterapis hari ke 4 pasca operasi aku sudah bisa ke Toilet itu progres yang bagus sekali. Akhirnya hari ke 4 itu aku boleh pulang. Alhamdulillah sejak hari ke 4 itu aku juga sudah tidak memerlukan suntikan anti nyeri. Hingga tulisan ini ku buat hari ke 23 setelah operasi, aku sudah tidak pernah mengkonsumsi anti nyeri. Alhamdulillah


Sekarang luka jahitan di paha ku sudah kering. Aku bisa beraktivitas dengan bantuan Kruk tanpa boleh menapakan kaki yang sakit. Jadi engkleng kemana mana. Katanya sekitar 3 bulan lagi aku boleh menapakkan kaki dengan beban 1/4 berat badan. Aku tidak sabar ingin segera menapakan kaki...


Umumnya untuk kasus patah tulang paha seperti yang aku alami butuh waktu 6 bulan untuk bisa lepas alat bantu jalan. Semoga aku bisa beradaptasi dengan baik dan melewati 6 bulan ini dengan aman sehingga tulang ku sembuh dan menyambung sempurna lagi... Aamiin

 



Selasa, 06 Januari 2015

WELCOME 2015


Sembuh! 2014 memang tahun penyembuhan dan tahun terbaik yang pernah ada yang pernah aku alami. Benar-benar tahun yang berkualitas. BANYAK kegiatan bermanfaat yang aku jalani. Kepanitian, lomba, pertemanan, persahabatan yang unik antara aku dan ucil, nglewatin acara demi acara, kuliah yang menggila, praktikum, pontang pantingnya badan ngurus ini itu. Alhamdulillah saya sudah melewatinya ya Allah. Terimakasih :” 



 

Sembuh.

Kenapa sembuh?

Iya ada yang pernah bilang, dibalik kesibukan ada hal-hal yang ingin dilupakan. Benar sekali pernyataan ini haha

Terapi diri sendiri dari luka yang jujur memang menyakitkan sekali tapi sekarang sudah tidak terasa lagi. Sudah utuh aku merasakan diri ini kembali netral seperti biasa. Damai :)

Ya masa lalu

Setiap orang tidak bisa terlepas dari masalalu


Diri kita sekarang juga terbentuk dari masa lalu

Jalani saja

Kita akan terus berdampingan dengan masa lalu. Ambil positifnya untuk perbaikan, ingat proses dan hikmahnya.

Sekarang sudah 2015.

2014 never forget this great year. No more drama. Welcome 2015. Be positive. More love, peace, happiness, ada banyak rencana yang harus dijalankan di tahun 2015.

Tutup kuping jalan lurus terus.

Bismillahirohmanirohim

2014 ini tahun dimana... kalau kemarin saya banyak menerima dan mengalami hal-hal baik, tahun depan ini saatnya lebih banyak memberi. Sebelum saya lulus akhir tahun 2015 ini (amiiin) harus sudah banyak yang harus saya lakukan :D
Allah tidak akan menguji diluar batas kemampuan hambanya. Jadi aku pasti bisa, bismillah aja. Kalem aja lanjut terus.

Amiin 





Sabtu, 19 Juli 2014

2014 a Quality Year (bahasa inggrisnya bener gak? haha)


Ntah mengapa aku merasa tahun 2013 ke 2014 ini rasanya waktu melesat sangat cepat.

Iseng scrolling kronologi Facebook, sepertinya baru kemarin update status ini, itu, eh padahal uda lama ternyata. Gak kerasa. 2014 full color men.


Like this candy :3


Hah!
Too much to write down here.
Everything that I do
Everything that I see
I learn everything in this year